Sabtu, 05 Maret 2011

"Remaja" masihkah engkau menghormati "Bunda"

cerita ini dibuat untuk kamu para remaja yang bisa menghargai bunda, maaf bila ada kesamaan nama atau alur cerita.
Sebuah keluarga yang terdiri dari dua orang perempuan maya(bunda) dan Anis(anak perempuan yang masih gadis)bunda Maya ditinggal oleh suaminya yang tercinta sejak dia masih mengandung Anis, ibu dan gadis yang masih duduk di bangku kuliah tinggal di rumah yang cukup besar karena dulu semasa ayahnya masih hidup adalah seorang pengusaha yang sukses di sebua kota dan ibunya adalah seorang PNS yang bekerja di sebuah kantor pemerintahan.
Anis seorang anak tunggal dia selalu dimanja sama ibunya setiap apa yang diinginkan oleh Anis selalu diturutin sama ibunya, karena ibunya berpikiran dia bekerja mendapatkan uang digunakan untuk apalagi kalau tidak digunakan untuk pendidikan dan kebahagian anaknya, begitulah besarnya kasih sayang yang bunda Anis yang diberikan kepada anak sematawayangnya.
kini Anis sudah besar dia baru masuk awal sekolah kedokteran di perguruan tinggi yang cukup favorit dikotanya. Anis adalah anak yang bertubuh tinggi, beparas ayu dan setiap hari rambutnya selalu ditutupi dengan balutan jilabab. dengan berjilbab wajah yang cantik itu bertambah cantik, semua orang laki-laki yang normal akan tertarik bila melihat dirinya, kini Anis sudah semester III dia selalu mendapatkan IP yang sangat memuaskan, suatu saat Anis mengunjungi perpustakaan yang berada di kampusnya dipojok perpustakaan itu terdapat buku yang ingin dia pinjam, Anis segera mengambilnya dan dia sangat gembira sekali karena buku yang selama ini dia cari kini tersedia diperpustakaan kampusnya karena sangat gembiranya dia tergesa-gesa mengambil buku itu sampai-sampai buku yang ingin ia pinjam terjatuh, ada seorang cowok keren yang berpakaian yang cukup keren dan berambut agak panjang dan berparas tampan seperti anak muda yang gaul dimasanya berdiri didekat buku itu sebut saja nama Ryan, melihat buku yang ingin Anis pinjam terjatuh Ryan langsung mengambilkannya kemudian mereka berkenalan dan terlibat obrolan yang seru karena mereka sama-sama ingin mencari buku yang terjatuh tadi, dari obrolan yang cukup panjang tadi akhirnya mereka menjadi teman, setiap hari Ryan selalu memperhatikan Anis, karena wajah Anis yang sangat cantik membuat Ryan ingin memacarinya, suatu saat pada pukul 13.00 Anis pulang dari kampus tiba-tiba ada cowok yang keren dengan mengendarai motor gede menghampirinya dan menawari tumpangan kepada Anis tidak tahunya setelah dibuka helmnya ternya yang ada dibalik kaca helm itu adalah wajah riyang yang sagat tampan, Anis dengan senang hati mau menerima tawarannya karena sejak pertemuan diperpustakaan Anis selalu terbayang-bayang wajah Ryan yang sangat mempesona, ternyata rumah Anis sejalur dengan rumah Ryan, setelah kejadian itu mereka selalu pulang dari kampus bersama-sama , selang satu bulan Ryan mulai memberanikan diri untuk menembak Anis sebagai pacarnya, akhirnya mereka berdua kini berpacaran, Ryan adalah seorang nasrani yang mana keluarganya sangat tekun beribadah di gereja, tapi Anis seorang muslimah yang sangat mengerti agamanya sejak kecil tidak menghiraukan hal itu, suatu ketika mereka berjalan-jalan ke sebuah pasar swalayan dan sepulangnya Anis diantar kerumahnya, sesampai dirumahnya Anis ditanya Ibunya seputar cowok yang lagi deket sama Anis, kemudian Anis dengan nada agak taku menceritakan semua tentang kehidupan Ryan yang beragama berbeda dengan agama keluarganya. mendengar cerita dari anaknya bunda Maya merasa kecewa kepada Anaknya kemudian bunda Maya menasihati anak satu-satunya itu untuk bisa menjaga diri baik-baik sehingga tidak terpengaruh oleh Ryan untuk berpindah agama dan gaya hidup yang dijalani Ryan sebagai anak muda yang sering main ke tempat-tempat hiburan(diskotik) Anis berusa meyakinkan ibunya kalau dia bisa menjaga dirinya dan berusaha bisa menjadikan Ryan menjadi cowok yang tumbuh lebih baik.
Sudah selama setengah tahun mereka menjalani hubungannya selayaknya orang laki-laki yang sering berkata-kata meyakinkan, Ryan lama-lama membujuk Anis untuk melepas jilbab yang selama ini membalut di kepalanya, dengan hati yang agak ragu-ragu Anis mulai melepasnya, ketika ibunya menanyakan kenapa Anis melepas jilbabnya, Anis selalu menerpa apa yang ditanyakan oleh ibunya, dengan alasan di sudah besar dan tau mana yang baik dan buruk bagi dirinya sendiri. mulai saat itu Anis menjadi anak yang selalu membangkang kepada bundanya.
dua minggu lagi tahun baru masehi telah tiba, Anis minta izin kepada ibunya untuk pergi ke puncak selama 5 hari ketika tahun baru nanti bersama Ryan dan teman-temannya, Bunda Maya melarang anak satu-satunya itu untuk pergi ke puncak sambil menasihati karena Anis belum begitu mengenal Ryan ddan keluarganya dan dampak yang timbul pada kebiasaan anak muda yang pergi ke puncak. tapi Anis begitu bersi keras untuk pergi kepuncak bersama Ryan dan teman-temannya. saat itu juga terjadi percakapan yang cukup panas dan sengit antara anak dan bundanya, kemudian yang menimbulkan bundanya mengusir anaknya Anis dari rumah dan jangan kembali kerumah katanya. sejak itu Anis meninggalkan rumah karena hal yang sangat sepele dan tanpa membawa apa-apa. dengan hati yang menyesal bunda Maya telah mengucapkan kata-kata tadi dia berharap anaknya segera mengubah pikirannya.
dengan berlinang air mata Anis terus berjalan tidak tahu kemana ia harus pergi karena ia juga tidak tahu rumah Ryan cowok yang selama ini dia pacari, suatu ketika merasakan lapar yang luar biasa ingin makan tapi Anis tidak membawa uang serupiahpun. terlihatlah gerobak mie ayam yang ada diujung jalan bersama tukang penjualnya, dengan wajah yang begitu terlihat belas kasihan dia berdiri di belakang grobak mie ayam itu, kemudian bapak tukang mie ayam itu menghampiri Anis dan berkata"mengapa kamu menangis disini nak?" Anis menjawab"saya lapar pak, tapi saya tidak punya uang serupiahpun" kemudian bapaknya menawari Anis semangkok mie ayam, sambil membuatkan bapaknya bertanya tentang masalah yang Anis hadapi dengan begitu bapak tukang mie itu tahu masalahnya, setelah mie ayam sudah siap untuk dimakan Anis segera makan dengan lahapnya, setelah makan Anis mengucapkan berterimakasih kepada bapak tukang mie tadi, "kenapa kamu berterimakasih padaku?" kata tukang mie, dengan haru Anis menjawab"bapak yang baru aku kenal, begitu baik padaku, ibu yang selama ini aku kenal karena hal yang sepele berani mengusir aku." bapak yang baik itu dengan hati yang terbuka menasihati anis dengan berkata" kamu yang baru mengenal aku dan baru aku kasih semangkok mie sebegitunya kamu berterimakasih kepadaku, apakah kamu pernah berterimakasih pada ibumu yang selama ini memberimu makan, memberimu uang dan bekerja setiap hari untukmu seorang diri? karena hal yang mana demi kebaikan kamu, kamu rela meninggalkan rumah dan ibumu seorang diri." dengan merenung dan hati yang tenang Anis membuka hatinya untuk meminta maaf kepada Ibunya sambil menangis dia berjalan pulang, sesampai dirumah ia langsung mencum kaki dan memeluk ibunya dengan erat dan berkata"maafkan Anis bunda, sekarang saya hilaf telah menghiraukan kata-kata bunda" ibunya sangat senang dengan keadaan saat itu karena setiap malam dia berdoa kepada Allah semoga anaknya diberi keselematan dan kembali pulang. sejak kejadian itu mereka hidup dengan penuh kasih sayang dan kini Anis memakai jilbab lagi dan bertambah menghormati ibunya.
demikian cerita yang bisa kami ceritakan kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. semoga dapat memberi inspirasi bagi yang membaca semua(terutama kamu para remaja/anak-anak muda)
Abdul Majid PIK Risma JT Sbg Pendidik Sebaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar